Kamis, 07 Maret 2013

kebangkitan nasiomal menuju kebangkitan umat

Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir)
(Q.S. Ali-Imran : 140)
Dalam tesisnya, seorang pengamat barat yang bernama Samuel . E Huntington mengatakan bahwa peradaban dunia akan mengarah kepada 3 benturan imperium, yaitu Imperium barat, dalam hal ini diwakili oleh hagemoni Amerika, Cina dan Islam. Namun, ketika berbicara mengenai Islam sebagai salah satu saingan barat dalam perang peradaban tersebut kita disuguhkan sebuah pertanyaan besar tentang Negara mana yang akan menjadi pelopor kebangkitan Islam?
Melihat perkembangan realitas kontemporer beberapa tahun ini, Indonesia bisa menjadi salah satu Negara yang berpotensi untuk menjadi peretas kebangkitan Islam abad ini. Hal ini diperkuat oleh kunjungan terakhir Ulama besar dunia DR. Yusuf Qardhawi. Dalam kunjungannya tersebut ke Indonesia DR. Yusuf Qardhawi melihat Indonesia sebagai dengan penuh harap agar mampu memimpin dunia Islam kembali, setelah mayoritas dunia Arab dan Islam mengalami kemunduran dalam memainkan peran efektifnya di kancah internasional.
Hal ini memang bukan sebuah harapan kosong yang tanpa alasan. Ada beberapa faktor yang menguatkan hal tersebut. Pertama, secara historis Indonesia tidak memiliki sejarah konflik dengan negara manapun dengan negara-negara Islam di Timur Tengah yang kebanyakan memiliki konflik dan krisis persengketaan, seperti Irak, Iran dan Negara-negara timur tengah lainnya. Bahkan Indonesia banyak berperan dalam mewujudkan perdamaian dalam hubungan internasional. Hal ini membuat Indonesia mampu menjaga hubungan baik dengan Negara-negara mana pun. Sebagai contoh, baru-baru ini Indonesia berusaha menjadi mediator dalam harmonisasi hubungan Syiah-Sunni dengan mengadakan konfrensi para ulama-ulama dunia di Bogor beberapa waktu lain. Bahkan rencananya pemerintah Indonesia juga akan mengadakan dialog untuk mengatasi persengketaan Palestina-Israel yang tak kunjung reda di Jakarta. Selama ini Indonesia juga sudah banyak berbuat dan mengambil langkah inisiatif. Di antaranya mengirim pasukan penjaga perdamaian ke sejumlah negara sejak selama puluhan tahun hingga saat ini. Ini tentu patut disyukuri.
Yang kedua, Indonesia merupakan Negara yang oleh Allah SWT diberikan Nikmat Iman paling besar dibandingkan Negara-negara lain. Hal ini dibuktikan dengan data statistic bahwa Indonesia merupakan Negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, walaupun Indonesia bukanlah Negara yang berlandaskan Islam secara konstitusi. Hal ini memperkuat legitimasi Negara kita bahwa Negara ini memang pantas untuk menjadi pelopor kebangkitan Islam di dunia. Hal ini juga tercermin dari seringnya Indonesia melakukan aksi solidaritas terhadap Negara-negara muslim lain yang mengalami kezhaliman. Lihatlah ketika Irak diserang oleh Amerika, atau pun ketika Palestina dibombardir oleh Israel, Indonesia merupakan Negara yang pertama kali merespon hal itu dengan melancarkan aksi turun ke jalan, dibanding Negara-negara timur tengah lain yang secara geografis lebih dekat dengan Irak dan Palestina.
Ketiga, walupun Indonesia memiliki pluralitas atau perbedaan dalam cara berinteraksi dengan Islam sebagai jalan hidup, hal ini tidak menjadikan pertentangan yang hebat di internal umat Islam Indonesia. Tidak seperti di Irak atau Iran, yang sering terjadi perpecahan di antara internal umat Islam sendiri, dalam hal ini diwakili oleh Syiah dan Sunni, di Indonesia hal itu tidak terjadi. Justru iklim dan suasana politik dan budaya di Indonesia mampu membuat islam semakin tumbuh dan berkembang., baik dari segi politik, ekonomi, hokum maupun budaya.
Menghadapi fajar abad dua puluh satu, berbagai tanggapan dan reaksi telah banyak muncul ke permukaan dari beragam kalangan di Indonesia. Dan belakangan ini perkembangan Islam sebagai system kehidupan kian tumbuh dengan pesatnya. Runtuhnya komunisme dan sosialisme yang ditandai dengan bubarnya Uni Soviet, dan kegagalan ekonomi kapitalis yang menyebabkan krisis multidimensi berkepanjangan membuat Ekonomi Islam sebagai sebuah system baru yang diharapkan bisa menjadi solusi kemajua ekonomi saat ini. Lihatlah, betapa perbankan Islam kini sudah mulai diminati di berbagai lembaga keuangan di Indonesia. Begitu pun dengan kondisi sosial politik, Kini para-pemimpin-pemimpin Islam sudah memberikan kredibilitasnya dimata umat , lalu perlahan-lahan mengambil alaih kepemimpinan umat, pada sebuah sudut pandang lain, kelompok nasionalis sekuler telah memperlihatkan kegagalan demi kegagalan. Lihatlah peta politik saat ini, dimana partai-partai Ilam kemudian muncul menjadi pemenang di beberapa partarungan politik, baik eksekutif maupun di tataran legislative. Hal demikian menandakan bahwa bangsa Indonesia cukup antusias dengan apa yang akan dihadapinya di masa mendatang.
Karena alasan-alasan itu, sepertinya bisa meyakinkan kita bahwa tahun-tahun mendatang Indonesia bisa menjadi pelopor kebangkitan Islam di dunia. Sejarah sudah memperlihatkan kepada kita, bahwa kejayaan Islam pernah dipegang oleh bangsa Afrika (Mesir) di zaman nabi Yusuf dan Musa, Islam juga jaya di tangan para suku-susku Arab di Masa Rasulullah SAW, Kejayaan Islam juga pernah diemban oleh BAngsa Eropa, dalm hal ini oleh Kekhalifahan Turki Usmani. Dan kini, sudah saatnya kejayaan Islam diemban oleh Bangsa Melayu, dan Indonesia sebagai Negara pelopor kebangkitan tersebut. Insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar