Kamis, 07 Maret 2013

Kejujuran, Ruh Spritual Bisnis Rasulullah


Tingginya permintaan pabrik pengecoran besi baja di Jawa Timur semakin memberi peluang bagus pada para pengusaha pemasok besi tua (besi bekas). Kebutuhan pabrik terhadap besi tua semakin besar, sehingga harga penjualan besi tua semakin bersaing. Prospek bisnis ini tidak hanya di Jawa Timur, ternyata di daerah Jakarta dan Semarang bahkan sampai di pulau Kalimantan, banyak pengusaha yang sukses berkat usaha besi tua. Contoh konkritnya, H. Ahmad (nama samaran), salah seorang pengusaha pemasok besi tua yang tinggal di Pamekasan, Madura.
Hingga kini, sudah enam kali H. Ahmad menunaikan rukun Islam kelima itu. Itu semua berkat usaha besi tua yang ia geluti selama ini. Bagi masyarakat Madura, ibadah haji memang bukan peristiwa keagamaan semata-mata. Menunaikan ibadah haji bisa mengangkat status sosial. Dan ada semacam kepercayaan bahwa ibadah haji justru akan membuat usaha perekonomian mereka semakin berkembang, meningkat, dan dilimpahi barokah. Karena itu, bisa dipahami bahwa banyak orang Madura yang terus berusaha melaksanakan ibadah haji berulang kali.
Walaupun hanya berkutat di lokal Madura, tapi usaha yang dilakukan H. Ahmad ini boleh dibilang sukses. Ia seringkali sowan ke beberapa kiai di Madura bahkan di Jawa untuk mendapat siraman rohani dan penyejuk hati atas kepenatan dalam mengarungi usahanya. Usaha harus dijalankan berlandaskan pada prinsip kejujuran. Itulah intisari nasehat yang sering disampaikan oleh beberapa kiai. Bahkan motivasi menunaikan ibadah haji pun, merupakan arahan dari salah seorang Kiai yang sering ia datangi.
Banyak kiai yang disowani Pak Haji Ahmad membicarakan tentang keteladanan Rasulullah dalam dunia bisnis. Sosok Nabi Muhammad bisa sukses membangun kerajaan bisnisnya, dimulai dari kegigihannya dalam membangun personal reputation atau personal branding yang terpecaya tanpa cacat sedikit pun sejak kecil, sehingga beliau memperoleh predikat al-Amien atau Mr. Clean. Personal reputation yang meyakinkan itu pada akhirnya menempatkan diri Muhammad sebagai money maker atau money magnet yang diincar oleh seluruh pemilik kapital-modal di jazirah Arab saat itu.
Muhammad sebagai pemimpin bisnis dan entrepreunership dijelaskan secara gamblang di dalam buku Dr. Syafi’i Antonio dengan judul “Muhammad SAW Super Leader Super Manager”. Buku tersebut merinci dan menguraikan bahwa fase-fase dunia usaha yang dilakukan oleh sosok Muhammad yang mulai dengan intership (magang), business manager, investment manager, business owner dan berakhir sebagai investor relative lebih lama (25 tahun) dibandingkan dengan masa kenabiannya (23 tahun). Nabi Muhammad bukan hanya figur yang mendakwakan pentingnya etika dalam berbisnis tapi juga terjun langsung dalam aktifitas bisnis.
Belajar dari Gembala Domba
Muhammad adalah prototype anak muda yang tidak mau terpenjara mentalnya (mental block). Ia dobrak penjara mental itu dan ia buktikan pada dunia, bahwa orang yang lahir dalam kondisi miskin dan yatim piatu seperti dirinya juga berhak dan bisa menjadi sukses dan kaya. Sebagai seorang anak berpredikat yatim piatu. Tentunya ia tidak nyaman rasanya kalau seluruh kebutuhan hidupnya disandarkan kepada pamannya, Abu Thalib. Berawal dari keadaan inilah, jiwa kemandirian Muhammad terpanggil. Beliau memulai mengasah mentalitas wirusahanya dengan menjadi pengembala. Beliau menjadi pengembala untuk orang-orang Mekkah di masa kanak-kanaknya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan upahan dari orang yang mempunyai domba untuk digembalakan dan mendapatkan upah. Inilah magang pertama Muhammad membentuk mentalitas pengusaha tangguh dan ulet.
Usia mudanya Beliau lewatkan dengan mengembalakan domba orang Quraisy guna meringankan sedikit beban yang ditanggung oleh pamannya. Beliau ingin berpenghasilan dan bisa mandiri. Tidak hendak berpangku tangan hanya sekedar bermain saja. Pekerjaan yang mengembalakan ternak umum dilakukan oleh para nab dan rasul, seperti Musa sebagai syarat untuk menikah. Nabi Daud dan Isa alaihussalam.
Pekerjaan menggembala ternak merupakan pekerjaan yang membutuhkan dan memerlukan keterampilan memimpin. Memimpin kawanan ternak dengan kemampuan praktikal dalam manajemen. Mengembala ternak harus mampu mengarahkan ternak ke padang gembalaan yang subur dengan rumput yang menghijau. Menggiring ternak ke mata air untuk tidak kehausan. Pengembalaan ternak harus mampu mengendalikan kawanan ternak untuk tidak tersesat. Menjaga kawanan ternak dari pemangsa dan juga pencuri ternak yang selalu mengintai kelengahan dari pengembala ternak.
Fungsi mengembala menurut, Syafie Antonio dalam bukunya “The Super Leader Super Manager”, yaitu: Pertama, Path-finding atau mencari. Pekerjaan yang dilakukan adalah mencari padang gembalaan yang subur. Kedua Directing atau mengarahkan. Pekerjaan yang dilakukan adalah menggiring ternak kepadang gembalaan dan juga menggiring ternak kebali pulang.
Ketiga Controlling atau mengawasi. Pekerjaan yang membentuk karakter mampu mengawasi hewan ternak agar tidak tersesat atau terpisah dari kelompok ketika berada dalam kawanan gembalaan
Keempat Protecting. Melindungi. Pekerjaan yang menjadikan kebiasaan dan karakter mampu melindungi hewad dari pemangsa dan pencuri. Kelima Reflecting atau perenungan. Dimana dalam pekerjaan sebagai pengembala beliau mampu melakukan perenungan tentang alam bagaimana ia bekerja dan juga kehidupan manusia yang mempunyai berbagai kehidupan.
Dengan kemampuan yang terakumulasi dari mengembalakan ternak. Maka beliau memulai karir bisnis di usia 12 tahun. Inilah kepercayaan diri dari akumulasi dari pengalaman, skill dan pengetahuan mengembala domba. Perjalanan bisnis pertama adalah ketika mengikuti pamannya berdagang ke Syiria. Pada tahapan ini beliau masuk pada proses kerja magang (intership). Sebagai pengusaha.
Inilah tahapan terpenting dan pertama untuk mempersiapkan Muhammad saw menjadi milyurner. Beliau memulai sebuah intership dan menjadi karyawan yang mempunyai ruang tanggungjawab akan beberapa pekerjaan sekaligus. Rasulullah adalah potret pribadi sukses dalam menjalani kehidupan yang harus menjadi panutan bagi umat manusia. Sirah Nabi adalah living model yang diinginkan Allah untuk diimplementasikan oleh tiap pribadi muslim sejati. Jadi perayaan Maulid Nabi bukan sekedar kegembiraan atas kehadiran beliau dalam sejarah tapi yang lebih penting dari semua itu adalah bagaimana memahami perjalanan hidup beliau secara utuh, sempurna dan menyeluruh sehingga menjadi panutan dalam membangun peradaban umat manusia.
Kejujuran, Kunci Utama Sukses Bisnis Rasulullah
Etika bisnis memegang peranan yang semakin penting jika seseorang atau sekelompok orang memegang peranan yang menentukan nasib bisnis lain atau masyarakat yang lebih luas, dan mereka inilah yang disebut pemimpin atau lapisan kepemimpinan di dunia bisnis. Sosok dan reputasi Muhammad diakui dalam sejarah perdagangan dunia Arab. Ketika mencapai usia dewasa, Muhammad memilih pekerjaan sebagai pedagang/wirausaha.
Pada saat belum memiliki modal, beliau menjadi manajer perdagangan para investor (shahibul mal) berdasarkan bagi hasil. Seorang investor besar Makkah, Khadijah, mengangkatnya sebagai manajer ke pusat perdagangan Habsyah di Yaman. Kecakapannya sebagai wirausaha telah mendatangkan keuntungan besar baginya dan investornya. Tidak satu pun jenis bisnis yang ia tangani mendapat kerugian. Hal ini karena beliau memiliki sifat jujur dan amanah yang sangat tinggi.
Kecerdikan dalam berbisnis dan penguasaannya tehadap pasar juga sangat luar biasa. Pada suatu waktu Muhammad diminta membawa dagangan milik Siti Khadijah. Muhammad dikenal sebagai orang yang jujur dalam segala hal, sehingga digelari Al-Amin (orang yang paling dapat dipercaya). Hal itu pun diterapkan dalam berbisnis. Para pebisnis Quraisy Mekkah tidak suka kepada Muhammad yang jujur dalam berdagang ini. Bagi mereka, dagang ya dagang, jujur ya jujur. Mereka berpandangan tidak bisa kedua hal itu dipadukan. Akhirnya mereka membuat rencana untuk membangkrutkan Muhammad. Ketika rombongan pedagang Mekkah itu membawa barang dagangan ke Syam (sekarang dikenal dengan nama Suriah), mereka sengaja menjatuhkan harga. Muhammad tidak mau melakukannya, karena yang dia bawa adalah dagangan milik Siti Khadijah, bukan miliknya sendiri. Beliau harus amanah.
Selain itu, beliau telah sangat memahami kondisi pasar saat itu bahwa jumlah permintaan (demand) jauh lebih tinggi dari jumlah penawaran (suplay). Beliau memahami seluruh barang pasti akan terjual karena permintaan lebih tinggi dari jumlah barang yang tersedia. Karena itu, bila barang dagangan para saudagar Quraisy itu habis, pasti konsumen akan tetap mencari barang tersebut. Benar saja, ketika dagangan yang harganya dibanting itu habis, maka masyarakat akhirnya membeli barang-barang kepada Muhammad dengan harga normal. Ketika rombongan pedagang itu pulang, Mekkah pun gempar. Semua pedagang rugi, kecuali Muhammad yang untung besar. Inilah contoh kejelian melihat, menganalisis, dan memahami pasar serta keberkahan dari sikap jujur dan amanah. Ini juga merupakan bukti kemampuan merespon strategi pesaing secara jernih.
Marilah kita renungi sabda Rasulullah SAW : “Pedagang yang beramanat dan dapat dipercaya, akan bersama orang-orang yang mati syahid nanti di hari kiamat.” (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar